27 C
Semarang
Sunday, 3 November 2024
SINERGIMSAS.NET

Training Electrolite Analyzer X931

Caretium Electroliyte X931FT adalah alat pemeriksaan electrolite penyempurnaan dari type sebelumnya yaitu type X921.

Rumah Sakit Orthopaedi Purwokerto  merupakan Rumah Sakit specialist bedah tulang. Selain melayani untuk kasus tulang, melayani pula untuk pemeriksaan lainnya. Seperti pelayanan Radiologi, laboratorium Pathologi Klinik, Pisioteraphi , dll.

Dalam pelayanan Laboratorium Pathologi klinik, dapat melayani berbagai macam pemeriksaan diantarnya pemeriksaan Hematologi, kimia Klinik, elektrolite, Immunologi,dll.

 

PT. MULTI SINERGI ANUGRAH SEJAHTERA adalah salah satu mitra kerja Rumah Sakit Orthopaedi dalam pelayanan Laboratorium Pathologi Klinik.

Sebagai mitra kerja dr Rumah Sakit Orthopaedi, PT. Multi Sinergi turut bertanggung jawab atas kesiapan semua peralatan pemeriksaan, termasuk kesiapan para tenaga analis Laboratororium.

semua tenaga analis Laboratorium dalam melakukan pemeriksaan harus memiliki kemampuan dalam mengoperasionalkan seluruh peralatannya.

 

  Seluruh tenaga Analis harus melalui tahapan Training atau pelatihan penggunaan Alat Laboratorium. Agar dapat mengoperasionalkan alat pemeriksaan dengan benar sesuai dengan SOP ( Standar Operasional Prosedur). 

Poto dibawah ini  merupakan bagian dari Training tenaga Analis Laboratorium yaitu training alat pemeriksaan Electrolite Caretium X931FT. 

Seluruh tenaga analis wajib mengikuti tahapan Training ini, untk menghindari kesalahan dalam pengoperasionalan Alat. Setlah selesai mengikuti Training ini, maka akan mendapatkan sertifikat Training sebagai tanda bahwa sudah diperbolehkan menggunakan peralatan Laboratoirum tersebut.

Caretium X931 merupakan alat pemeriksaan Electrolite yaitu pemeriksaan Kadar Kalium , Sodium/ Natrium, serta Cloride.

Elektrolit adalah unsur alami yang dibutuhkan untuk menjaga organ-organ tubuh agar berfungsi normal. Fungsi tubuh yang dipengaruhi elektrolit, antara lain adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak.

Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh seseorang menjadi tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit bisa menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan pada kasus yang berat, bisa menyebabkan kejang, koma, dan gagal jantung.

Seperti dikutip oleh salah satu situs web https://www.alodokter.com/gangguan-elektrolit

berikut ini beberapa gejala  serta tingkat resiko dari ganggung Elektrolite.

 Gejala Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit ringan umumnya tidak menunjukkan gejala. Gejala akan mulai terlihat pada kondisi gangguan yang semakin berat. Bahkan, gangguan elektrolit yang tidak ditangani bisa menyebabkan kematian. Dianjurkan untuk menemui dokter jika mengalami salah satu dari gejala berikut ini:

  • Lemas
  • Mual
  • Muntah
  • Detak jantung cepat
  • Kram di perut dan otot
  • Diare atau sembelit
  • Kejang
  • Sakit kepala
  • Kesemutan
  • Mati rasa

Penyebab Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit umumnya disebabkan karena kehilangan cairan tubuh melalui keringat berlebih, diare atau muntah yang berlangsung lama, atau karena luka bakar. Obat-obatan yang dikonsumsi juga bisa menyebabkan seseorang menderita gangguan elektrolit.

Penyebab dari gangguan elektrolit tergantung dari jenis elektrolit yang terganggu. Misalnya, penyebab kekurangan fosfat akan berbeda dengan penyebab kekurangan magnesium. Berikut ini akan dipaparkan berbagai jenis elektrolit, juga penyebab kekurangan atau kelebihannya dalam tubuh.

Fosfat

Fosfat berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, dan membentuk lapisan sel. Namun, jika kadar fosfat di dalam tubuh berlebihan (hiperfosfatemia), maka bisa menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Hiperfosfatemia umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Penggunaan obat pencahar (laksatif) yang mengandung fosfat secara berlebihan.
  • Komplikasi akibat pengobatan kanker (sindrom tumor lisis).
  • Kelenjar paratiroid yang kurang aktif.
  • Rendahnya kadar kalsium.
  • Gagal ginjal kronis.
  • Sesak napas.
  • Cedera otot.

Sedangkan kekurangan fosfat (hipofosfatemia) dapat disebabkan oleh:

  • Malnutrisi berat akibat anoreksia atau kelaparan.
  • Komplikasi diabetes (ketoasidosis diabetik).
  • Sindrom Fanconi.
  • Kekurangan vitamin D.
  • Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Luka bakar tingkat berat.
  • Diare kronis.

Hipofosfatemia juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, seperti zat besi, niacin (vitamin B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid, bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, dan obat asma.

Klorida

Klorida adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah dan menyebarkan impuls saraf. Kelebihan klorida (hiperkloremia) bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis atau akut, gangguan pH darah (asidosis metabolik atau alkalosis respiratorik), dan konsumsi acetazolamide jangka panjang.

Sedangkan kekurangan klorida (hipokloremia) biasanya disebabkan oleh diare atau muntah berkepanjangan, penyakit paru-paru kronis seperti emfisema, gagal jantung, dan gangguan pH darah (alkalosis metabolik). Konsumsi obat pencahar, diuretik, kortikosteroid, dan bikarbonat juga bisa menyebabkan hipokloremia.

Sodium/Natrium

Natrium adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membantu mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Kondisi kelebihan natrium (hipernatremia) dalam darah umumnya disebabkan oleh kurangnya konsumsi air, dehidrasi berat, hilangnya cairan tubuh karena demam, diare, muntah, penyakit pernapasan, keringat berlebihan karena olahraga, dan konsumsi obat kortikosteroid.

Sedangkan kondisi kekurangan sodium (hiponatremia) biasanya disebabkan oleh malnutrisi serta gangguan kelenjar tiroid, adrenal, dan hipotalamus. Penyebab lainnya adalah gagal ginjal, gagal jantung, gagal hati, kecanduan alkohol, serta konsumsi obat diuretik atau antikonvulsan.

Kalsium

Kalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium juga berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Namun demikian, kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan masalah pada fungsi tubuh. Penyebab hiperkalsemia antara lain adalah:

  • Penyakit ginjal.
  • Gangguan tiroid.
  • Hiperparatiroidisme.
  • Obat-obatan, seperti lithium, teofilin, dan diuretik.
  • Penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarkoidosis.
  • Beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara.
  • Konsumsi antasida atau suplemen vitamin D

Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Penyebab hipokalsemia di antaranya adalah:

  • Pankreatitis.
  • Gagal ginjal.
  • Kanker prostat.
  • Kekurangan vitamin D.
  • Obat-obatan, seperti heparin atau antikonvulsan.

Kalium/Potasium

Kalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot. Kondisi kadar kalium berlebih (hiperkalemia) biasanya disebabkan oleh gagal ginjal dan dehidrasi berat. Penggunaan obat diuretik dan obat penurun tekanan darah, serta darah yang terlalu asam (asidosis) seperti ketoasidosis diabetik, juga bisa menjadi penyebab hiperkalemia.

Sedangkan kondisi kekurangan kadar kalium (hipokalemia) umumnya disebabkan oleh gangguan makan, dehidrasi, muntah, diare, dan penggunaan obat pencahar, diuretik, atau insulin.

Magnesium

Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, mengatur tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, dan menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung lambat, napas lambat, dan pingsan. Hipermagnesemia bisa disebabkan oleh:

  • Overdosis suplemen kalsium.
  • Gagal ginjal.
  • Penyakit Addison.
  • Hipotiroidisme
  • Luka bakar.
  • Obat-obatan, seperti lithium, antasida, dan obat pencahar (laksatif).

Sedangkan kekurangan magnesium (hipomagnesemia), dapat menyebabkan seseorang mengalami tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, takikardia, bingung, dan kejang. Hipomagnesemia bisa disebabkan oleh:

  • Gagal jantung.
  • Malnutrisi.
  • Keringat berlebih.
  • Penggunaan diuretik, insulin, atau obat kemoterapi.
  • Diare kronis.
  • Kecanduan alkohol.

Faktor Risiko Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit bisa menyerang siapa saja, namun orang dengan kondisi di bawah ini lebih rentan untuk mengalaminya. Di antaranya adalah:

  • Gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.
  • Gangguan tiroid dan paratiroid.
  • Gangguan kelenjar adrenal.
  • Gagal jantung.
  • Kecanduan alkohol.
  • Luka bakar.
  • Penyakit ginjal.
  • Patah tulang.
  • Sirosis.

Diagnosis dan Pengobatan Gangguan Elektrolit

Setelah menanyakan riwayat gejala yang dialami pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan untuk mengetahui refleks tubuh pasien. Setelah itu, untuk mengukur kadar elektrolit, diambil sampel darah. Selain pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan fungsi ginjal melalui sampel darah dapat dilakukan.

Pengobatan pada pasien gangguan elektrolit tergantung pada jenis gangguan yang dialami. Namun pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh.

Pemberian cairan infus yang mengandung natrium klorida bisa membantu mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat diare atau muntah. Selain melalui infus, dapat diberikan suplemen yang mengandung elektrolit yang dibutuhkan untuk meningkatkan elektrolit yang rendah. Terkadang dibutuhkan obat-obatan untuk mengurangi jumlah elektrolit berlebih di dalam darah, misalnya diberikan insulin saat terjadi hiperkalemia. Namun yang paling penting adalah mengatasi penyebab dari gangguan elektrolit itu sendiri.

Jika kondisi pasien tidak membaik, beberapa kondisi gangguan elektrolit membutuhkan tindakan khusus, seperti hemodialisis (cuci darah) untuk mengatasi kelebihan kalium dalam darah.

 

Related posts

13 comments

Leave a Comment